Indonesia kaya dengan gunung api. Kita dengan
mudah bisa menemukan gunung api di berbagai wilayah. Kita harus
mewaspadainya.Ancaman letusan gunung berapi ada beragam. Awan panas yaitu
campuran material letusan antara gas dan bebatuan. Suhunya antara 300–700°C
dengan kecepatan lumpurnya di atas 70 km/jam. Lontaran material pijar yang
terjadi ketika letusan berlangsung. Luncuran pijar ini mampu membakar apa pun
yang dilaluinya. Hujan abu terjadi
ketika gunung api meletus. Abu yang diterbangkan angin membahayakan pernapasan.
Lava merupakan magma yang mencapai permukaan dalam bentuk cairan kental.
Suhunya mencapai 700–1.200°C. Apabila lava Gas racun yang
keluar bisa menyebabkan kematian.
Dan
ini lah Tips-tips hadapi Letusan Gunung Api :
1. Cari tahu apakah Anda
tinggal di daerah gunung berapi aktif yang bisa menimbulkan ancaman bagi Anda
atau keluarga Anda.
2. Hapalkan dan ketahui rute evakuasi untuk daerah Anda.
Dalam keadaan stres orang bisa saja lupa akan rute ini, akan lebih bijaksana jika bisa menyimpan salinan peta atau membuat rute evakuasi yang ditandai jelas.
3. Segera lakukan evakuasi jika sudah diminta untuk meninggalkan lokasi.
Gunung berapi akan memberikan peringatan-peringatan awal sebelum letusan terjadi. Peringatan-peringatan seperti gempa kecil, batuk-batuk jangan diabaikan.
4. Dalam kondisi darurat siapkan selalu air minum, makanan, baju ganti dan peralatan untuk pertolongan pertama.
5. Jangan kembali memasuki zona evakuasi sampai pihak otoritas menyatakan daerah tersebut aman.
Meskipun letusan gunung berapi telah berhenti memuntahkan abu dan lava tapi kemungkinan masih banyak risiko seperti udara dan air yang mengandung belerang.
6. Lebih baik tinggal di tempat perlindungan dan jangan meninggalkan lokasi penampungan sampai dinyatakan aman.
7. Jika memungkinkan pelajari tentang aliran lava, lahar, banjir, gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi yang bisa untuk mengetahui posisi lebih aman untuk berlindung.
8. Pastikan untuk memakai masker atau kacamata jika pergi ke luar bangunan karena dampak yang paling utama dari abu vulkanik yang dirasakan manusia adalah masalah pernapasan, seperti iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas (emfisema) hingga bahkan menyebabkan kematian karena saluran napas menyempit.
9. Jika tidak ditemukan masker, warga bisa menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk melindungi diri dari abu atau gas.
10. Bagi keluarga yang memiliki anak-anak sebaiknya sediakan masker khusus untuk anak-anak, serta tidak membiarkan anak bermain di luar untuk meminimalkan paparan.
Abu vulkanik mengandung silika yang dapat menyebabkan penyakit yang disebut silikosis, yaitu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.
Abu vulkanik yang kering dapat menempel ke mata manusia yang lembab dapat menyebabkan iritasi mata. Masalah akan semakin parah pada orang yang mengenakan lensa kontak.
Risiko lain adalah mengalami gatal-gatal, kulit memerah dan iritasi akibat debu yang ada di udara dan menempel di kulit. Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh kualitas air yang sudah tercemar abu vulkanik.
2. Hapalkan dan ketahui rute evakuasi untuk daerah Anda.
Dalam keadaan stres orang bisa saja lupa akan rute ini, akan lebih bijaksana jika bisa menyimpan salinan peta atau membuat rute evakuasi yang ditandai jelas.
3. Segera lakukan evakuasi jika sudah diminta untuk meninggalkan lokasi.
Gunung berapi akan memberikan peringatan-peringatan awal sebelum letusan terjadi. Peringatan-peringatan seperti gempa kecil, batuk-batuk jangan diabaikan.
4. Dalam kondisi darurat siapkan selalu air minum, makanan, baju ganti dan peralatan untuk pertolongan pertama.
5. Jangan kembali memasuki zona evakuasi sampai pihak otoritas menyatakan daerah tersebut aman.
Meskipun letusan gunung berapi telah berhenti memuntahkan abu dan lava tapi kemungkinan masih banyak risiko seperti udara dan air yang mengandung belerang.
6. Lebih baik tinggal di tempat perlindungan dan jangan meninggalkan lokasi penampungan sampai dinyatakan aman.
7. Jika memungkinkan pelajari tentang aliran lava, lahar, banjir, gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi yang bisa untuk mengetahui posisi lebih aman untuk berlindung.
8. Pastikan untuk memakai masker atau kacamata jika pergi ke luar bangunan karena dampak yang paling utama dari abu vulkanik yang dirasakan manusia adalah masalah pernapasan, seperti iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas (emfisema) hingga bahkan menyebabkan kematian karena saluran napas menyempit.
9. Jika tidak ditemukan masker, warga bisa menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk melindungi diri dari abu atau gas.
10. Bagi keluarga yang memiliki anak-anak sebaiknya sediakan masker khusus untuk anak-anak, serta tidak membiarkan anak bermain di luar untuk meminimalkan paparan.
Abu vulkanik mengandung silika yang dapat menyebabkan penyakit yang disebut silikosis, yaitu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.
Abu vulkanik yang kering dapat menempel ke mata manusia yang lembab dapat menyebabkan iritasi mata. Masalah akan semakin parah pada orang yang mengenakan lensa kontak.
Risiko lain adalah mengalami gatal-gatal, kulit memerah dan iritasi akibat debu yang ada di udara dan menempel di kulit. Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh kualitas air yang sudah tercemar abu vulkanik.
Untuk menghadapi bencana gunung berapi,
pemerintah melakukan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Pemerintah
selalu memantau aktivitas gunung berapi.
2. Pemerintah
memetakan kawasan bahaya gunung berapi. Pemetaan dilakukan terhadap jalur-jalur
awan panas dan permukiman penduduk.
3. Pemerintah
melakukan sosialisasi dalam bentuk pameran atau penyuluhan.
4. Pemerintah
membangun sabo, barak pengungsian, jalur evakuasi, dan memberdayakan penduduk
sekitar.
Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh masyarakat:
1. Masyarakat
di sekitar gunung berapi harus mengetahui secara pasti tempat dan jalur
evakuasi. Tempat penampungan atau barak beserta jalur evakuasi harus dirawat
dan dalam kondisi siap pakai.
2. Masyarakat
harus mengenali tanda tanda terjadinya bencana gunung berapi. Misalnya turunnya
binatang dari puncak atau menyengatnya bau belerang.
3. Masyarakat
harus mematuhi pengumuman dari instansi berwenang.
Mengantisipasi Ancaman Tanah Longsor
Tanah longsor adalah gerakan tanah dan
bebatuan pada lereng sebuah gunung. Tanah di lereng gunung bisa longsor karena
adanya peningkatan kandungan air di perut gunung. Penyebab lain adalah
pembangunan permukiman di lereng gunung dan pemotongan kaki lereng. Hal ini
menyebabkan lereng tidak memiliki penahan atau penyangga. Seiring meningkatnya
curah hujan, beberapa daerah potensial terjadi tanah longsor.
Ada beberapa langkah yang ditempuh oleh
pemerintah:
1. Pemerintah
telah memetakan gunung atau bukit yang rawan longsor.
2. Pemerintah
membuat peraturan yang melarang pembangunan permukiman tanpa
memedulikankeselamatan lingkungan.
3. Pemerintah
menggalakkan penghijauan untuk mengantisipasi bencana tanah longsor.
4. Pemerintah
telah membangun beragam prasarana pengaman seperti tanggul, drainase, dan
memindahkan penduduk yang berada di kawasan rawan longsor.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan
masyarakat.
1. Menjaga
kelestarian lingkungan pegunungan. Misalnya dengan membuat terasering,
menghijaukan bukit, dan memelihara saluran drainase.
2. Masyarakat
harus sadar untuk tidak membangun rumah secara sembarangan di perbukitan.
3. Masyarakat
harus menghentikan penambangan liar di kaki bukit.
Mengantisipasi Ancaman Bencana Banjir
Banjir adalah keadaan saat suatu daerah
tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Dampak banjir sungguh luar biasa.
Bayangkan apabila kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Surakarta
terendam air selama berhari-hari. Seluruh aktivitas kita akan terhenti dan
terganggunya perekonomian kita.
Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintah
untuk mengantisipasi bencana banjir:
1. Pemerintah
telah membuat peta daerah-daerah yang rawan bencana banjir.
2. Pemerintah
mengadakan sosialisasi tentang segala hal mengenai bencana banjir.
3. Pemerintah
menggalakkan program penghijauan di wilayah hulu atau pegunungan.
4. Pemerintah
telah menyiapkan posko bencana banjir sejak pusat hingga tingkat RT/RW.
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh
masyarakat:
1. Membiasakan
hidup bersih dan sehat. Buanglah sampah pada tempatnya.
2. Tidak
membangun rumah di bantaran sungai. Masyarakat justru harus membersihkan sungai
secara teratur.
Mengantisipasi Ancaman Bencana Angin Topan
Ciri khas angin ini adalah terjadinya pusaran
angin secara mendadak dengan kecepatan 120 km/ jam atau lebih. Angin ini
disebabkan adanya perbedaan tekanan cuaca. Bentuk angin ini seperti cerobong
raksasa dengan daya hancur yang luar biasa.
Untuk mengantisipasi bencana angin putting
beliung, pemerintah melakukan hal-hal berikut:
1. Pemerintah
secara berkala telah membuat prakiraan cuaca.
2. Pemerintah
menggunakan satelit atau radar untuk memantau arah angin.
3. Pemerintah
mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk mengurangi dampak bencana angin topan
atau puting beliung.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan
masyarakat:
1. Membuat
bangunan yang kuat dari sisi rancang bangun dan tahan terhadap tiupan atau
pusaran angin.
2. Mengurangi
penggunaan bahan-bahan yang mudah terbang dalam pembuatan rumah atau bangunan.
3. Menggalakkan
penghijauan untuk mengurangi dan meredam gaya angin.
Mengantisipasi Ancaman Bencana Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan menyebabkan alam kita menjadi
rusak parah. Tumbuhan dan hewan langka kita musnah. Kayu yang berumur ratusan
tahun menjadi abu. Tanah longsor dan banjir bandang pun mengancam setiap saat.
Kebakaran hutan juga mengakibatkan bencana kabut asap di negara tetangga.
Kebakaran hutan memang tidak hanya disebabkan ulah manusia. Namun, faktor
manusia tampaknya tetap sebagai faktor utama rusaknya hutan kita. Misalnya
dalam kasus pelanggaran hak pengusahaan hutan (illegal logging).
Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah
untuk mengantisipasi kebakaran hutan:
1. Pemerintah
bekerja sama dengan PBB dan negara lain untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan.
Penyelamatan hutan memang menjadi agenda bersama negaranegara di dunia. Hal ini
disebabkan meningkatnya pemanasan global (global
warming).
2. Pemerintah
melarang dan menerapkan sanksi yang keras bagi pelaku illegal logging.
3. Pemerintah
melarang pembukaan hutan secara membabi buta tanpa memerhatikan aspek
kelestarian lingkungan.
4. Pemerintah
memberikan penyuluhan dan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar hutan
tentang pentingnya kelestarian hutan.
Langkah-langkah yang harus ditempuh masyarakat
sebagai berikut:
1. Menghentikan
kebiasaan membuka hutan untuk dijadikan ladang.
2. Membiasakan
hidup disiplin terutama saat berada di kawasan hutan.
3. Meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan.
Semoga
Bermanfaat bagi Anda.......
dan
Terimaksih sudah mengunjungi Blog ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar