Terimakasih

Selamat membaca...
Semoga bermanfaat bagi anda dan orang-orang yang ada disekitar Anda......

Kamis, 08 November 2012

Tips-tips hadapi Letusan Gunung Api



Indonesia kaya dengan gunung api. Kita dengan mudah bisa menemukan gunung api di berbagai wilayah. Kita harus mewaspadainya.Ancaman letusan gunung berapi ada beragam. Awan panas yaitu campuran material letusan antara gas dan bebatuan. Suhunya antara 300–700°C dengan kecepatan lumpurnya di atas 70 km/jam. Lontaran material pijar yang terjadi ketika letusan berlangsung. Luncuran pijar ini mampu membakar apa pun yang dilaluinya. Hujan abu terjadi ketika gunung api meletus. Abu yang diterbangkan angin membahayakan pernapasan. Lava merupakan magma yang mencapai permukaan dalam bentuk cairan kental. Suhunya mencapai 700–1.200°C. Apabila lava Gas racun yang keluar bisa menyebabkan kematian.

Dan ini lah Tips-tips hadapi Letusan Gunung Api :
1. Cari tahu apakah Anda tinggal di daerah gunung berapi aktif yang bisa menimbulkan ancaman bagi Anda atau keluarga Anda.

2. Hapalkan dan ketahui rute evakuasi untuk daerah Anda.
Dalam keadaan stres orang bisa saja lupa akan rute ini, akan lebih bijaksana jika bisa menyimpan salinan peta atau membuat rute evakuasi yang ditandai jelas.

3. Segera lakukan evakuasi jika sudah diminta untuk meninggalkan lokasi.
Gunung berapi akan memberikan peringatan-peringatan awal sebelum letusan terjadi. Peringatan-peringatan seperti gempa kecil, batuk-batuk jangan diabaikan.

4. Dalam kondisi darurat siapkan selalu air minum, makanan, baju ganti dan peralatan untuk pertolongan pertama.

5. Jangan kembali memasuki zona evakuasi sampai pihak otoritas menyatakan daerah tersebut aman.
Meskipun letusan gunung berapi telah berhenti memuntahkan abu dan lava tapi kemungkinan masih banyak risiko seperti udara dan air yang mengandung belerang.

6. Lebih baik tinggal di tempat perlindungan dan jangan meninggalkan lokasi penampungan sampai dinyatakan aman.

7. Jika memungkinkan pelajari tentang aliran lava, lahar, banjir, gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi yang bisa untuk mengetahui posisi lebih aman untuk berlindung.

8. Pastikan untuk memakai masker atau kacamata jika pergi ke luar bangunan karena dampak yang paling utama dari abu vulkanik yang dirasakan manusia adalah masalah pernapasan, seperti iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas (emfisema) hingga bahkan menyebabkan kematian karena saluran napas menyempit.

9. Jika tidak ditemukan masker, warga bisa menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk melindungi diri dari abu atau gas.

10. Bagi keluarga yang memiliki anak-anak sebaiknya sediakan masker khusus untuk anak-anak, serta tidak membiarkan anak bermain di luar untuk meminimalkan paparan.

Abu vulkanik mengandung silika yang dapat menyebabkan 
penyakit yang disebut silikosis, yaitu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.

Abu vulkanik yang kering dapat menempel ke mata manusia yang lembab dapat menyebabkan iritasi mata. Masalah akan semakin parah pada orang yang mengenakan lensa kontak.

Risiko lain adalah mengalami gatal-gatal, kulit memerah dan iritasi akibat debu yang ada di udara dan menempel di kulit. Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh kualitas air yang sudah tercemar abu vulkanik.
Untuk menghadapi bencana gunung berapi, pemerintah melakukan langkahlangkah sebagai berikut:
1.  Pemerintah selalu memantau aktivitas gunung berapi.
2.  Pemerintah memetakan kawasan bahaya gunung berapi. Pemetaan dilakukan terhadap jalur-jalur awan panas dan permukiman penduduk.
3.  Pemerintah melakukan sosialisasi dalam bentuk pameran atau penyuluhan.
4.  Pemerintah membangun sabo, barak pengungsian, jalur evakuasi, dan memberdayakan penduduk sekitar.
Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat:
1.  Masyarakat di sekitar gunung berapi harus mengetahui secara pasti tempat dan jalur evakuasi. Tempat penampungan atau barak beserta jalur evakuasi harus dirawat dan dalam kondisi siap pakai.
2.  Masyarakat harus mengenali tanda tanda terjadinya bencana gunung berapi. Misalnya turunnya binatang dari puncak atau menyengatnya bau belerang.
3.  Masyarakat harus mematuhi pengumuman dari instansi berwenang.
Mengantisipasi Ancaman Tanah Longsor
Tanah longsor adalah gerakan tanah dan bebatuan pada lereng sebuah gunung. Tanah di lereng gunung bisa longsor karena adanya peningkatan kandungan air di perut gunung. Penyebab lain adalah pembangunan permukiman di lereng gunung dan pemotongan kaki lereng. Hal ini menyebabkan lereng tidak memiliki penahan atau penyangga. Seiring meningkatnya curah hujan, beberapa daerah potensial terjadi tanah longsor.
Ada beberapa langkah yang ditempuh oleh pemerintah:
1.  Pemerintah telah memetakan gunung atau bukit yang rawan longsor.
2.  Pemerintah membuat peraturan yang melarang pembangunan permukiman tanpa memedulikankeselamatan lingkungan.
3.  Pemerintah menggalakkan penghijauan untuk mengantisipasi bencana tanah longsor.
4.  Pemerintah telah membangun beragam prasarana pengaman seperti tanggul, drainase, dan memindahkan penduduk yang berada di kawasan rawan longsor.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat.
1.  Menjaga kelestarian lingkungan pegunungan. Misalnya dengan membuat terasering, menghijaukan bukit, dan memelihara saluran drainase.
2.  Masyarakat harus sadar untuk tidak membangun rumah secara sembarangan di perbukitan.
3.  Masyarakat harus menghentikan penambangan liar di kaki bukit.
Mengantisipasi Ancaman Bencana Banjir
 Banjir adalah keadaan saat suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Dampak banjir sungguh luar biasa. Bayangkan apabila kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Surakarta terendam air selama berhari-hari. Seluruh aktivitas kita akan terhenti dan terganggunya perekonomian kita.
Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi bencana banjir:
1.  Pemerintah telah membuat peta daerah-daerah yang rawan bencana banjir.
2.  Pemerintah mengadakan sosialisasi tentang segala hal mengenai bencana banjir.
3.  Pemerintah menggalakkan program penghijauan di wilayah hulu atau pegunungan.
4.  Pemerintah telah menyiapkan posko bencana banjir sejak pusat hingga tingkat RT/RW.
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh masyarakat:
1.  Membiasakan hidup bersih dan sehat. Buanglah sampah pada tempatnya.
2.  Tidak membangun rumah di bantaran sungai. Masyarakat justru harus membersihkan sungai secara teratur.
Mengantisipasi Ancaman Bencana Angin Topan
Ciri khas angin ini adalah terjadinya pusaran angin secara mendadak dengan kecepatan 120 km/ jam atau lebih. Angin ini disebabkan adanya perbedaan tekanan cuaca. Bentuk angin ini seperti cerobong raksasa dengan daya hancur yang luar biasa.
Untuk mengantisipasi bencana angin putting beliung, pemerintah melakukan hal-hal berikut:
1.  Pemerintah secara berkala telah membuat prakiraan cuaca.
2.  Pemerintah menggunakan satelit atau radar untuk memantau arah angin.
3.  Pemerintah mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk mengurangi dampak bencana angin topan atau puting beliung.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat:
1.  Membuat bangunan yang kuat dari sisi rancang bangun dan tahan terhadap tiupan atau pusaran angin.  
2.  Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang mudah terbang dalam pembuatan rumah atau bangunan.
3.  Menggalakkan penghijauan untuk mengurangi dan meredam gaya angin.
Mengantisipasi Ancaman Bencana Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan menyebabkan alam kita menjadi rusak parah. Tumbuhan dan hewan langka kita musnah. Kayu yang berumur ratusan tahun menjadi abu. Tanah longsor dan banjir bandang pun mengancam setiap saat. Kebakaran hutan juga mengakibatkan bencana kabut asap di negara tetangga. Kebakaran hutan memang tidak hanya disebabkan ulah manusia. Namun, faktor manusia tampaknya tetap sebagai faktor utama rusaknya hutan kita. Misalnya dalam kasus pelanggaran hak pengusahaan hutan (illegal logging).
Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kebakaran hutan:
1.  Pemerintah bekerja sama dengan PBB dan negara lain untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Penyelamatan hutan memang menjadi agenda bersama negaranegara di dunia. Hal ini disebabkan meningkatnya pemanasan global (global warming).
2.  Pemerintah melarang dan menerapkan sanksi yang keras bagi pelaku illegal logging.
3.  Pemerintah melarang pembukaan hutan secara membabi buta tanpa memerhatikan aspek kelestarian lingkungan.
4.  Pemerintah memberikan penyuluhan dan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar hutan tentang pentingnya kelestarian hutan.  
Langkah-langkah yang harus ditempuh masyarakat sebagai berikut:
1.  Menghentikan kebiasaan membuka hutan untuk dijadikan ladang.
2.  Membiasakan hidup disiplin terutama saat berada di kawasan hutan.
3.  Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan.

Semoga Bermanfaat bagi Anda.......
dan Terimaksih sudah mengunjungi Blog ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar